Pelabuhan Internasional Patimban Diresmikan, Langsung Gelar Ekspor Perdana
PropertiTerkini.com, (SUBANG) — Pelabuhan Internasional Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, diresmikan Presiden Joko Widodo, Minggu (20/12/2020). Soft launching secara virtual tersebut, sekaligus ditandai dengan kegiatan ekspor perdana sebanyak 140 unit mobil, milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd dengan tujuan Brunei Darussalam.
“Dalam kesempatan yang baik ini dan dengan mengucap bismillahirranirrahim Pelabuhan Patimban hari ini saya nyatakan siap dan bisa digunakan,” ujar Presiden.
Baca Juga: Subang Smartpolitan Mulai Dibangun, 2 Pabrik Otomotif dan Logistik Resmi Masuk
Pelabuhan yang dioperasikan tersebut merupakan hasil pembangunan Tahap I. Disampaikan Presiden, pada fase I, Pelabuhan Internasional Patimban siap melayani peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta TEUs.
“Kapasitas car terminal sebesar 218 ribu mobil CBU (completely built up) dan nantinya menjadi 600 ribu kendaraan dan akan meningkatkan ekspor otomotif kita ke pasar global,” ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyambut gembira diresmikannya Pelabuhan Patimban tersebut.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan rakyat Jawa Barat menghaturkan terima kasih atas takdir yang luar biasa di tanah kami, Jawa Barat. Kami sangat berbangga, karena Patimban ini akan menjadi cikal bakal sebuah kawasan regional metropolitan Rebana, yang terdiri dari 13 kota industri baru, dimana Patimban juga kami bantu menjadi Kota Maritim Patimban untuk satu juta penduduk, sehingga kami harapkan dalam 30 tahun akan sukses menjadi kawasan dan kota pelabuhan yang luar biasa,” terang Ridwan.
Baca Juga: Properti Purwakarta dan Subang: Melesat Lantaran Industri (Data dan Fakta)
Dia mencontohkan Kawasan Industri Bekasi, yang membutuhkan waktu 30 tahun untuk menjadi sukses seperti saat ini.
“Dan hari ini kita akan menyaksikan cikal bakal kesuksesan akan hadir,” imbuhnya.
Jika Kawasan Metropolitan Rebana ini berhasil dengan Patimban sebagai cikal bakalnya, menurut Ridwan, maka akan menghasilkan 4,3 juta pekerjaan dalam 15 tahun ke depan dan memberikan tambahan pertumbuhan ekonomi sampai 4 persen untuk Provinsi Jawa Barat yang tentunya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam laporannya mengungkapkan, pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Pembangunan tahap I meliputi area terminal, breakwater, seawall, revetment, jalan akses, jembatan penghubung, dan terminal kendaraan (seluas) 25 hektar,” ujar Menhub.
Pada tahap II yang direncanakan mulai tahun 2021-2024, imbuhnya, akan dibangun sebanyak kurang lebih 66 hektar dan tambahan untuk car terminal dengan kapasitas 600 ribu kendaraan bermotor (CBU). Selanjutnya tahun 2024-2025 dilakukan pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif kargo sebanyak 5,5 juta TEUs.
Baca Juga: Jalan Akses Pelabuhan Patimban Siap Dilintasi
Tahap akhir di tahun 2026-2027, dilakukan pembangunan berupa terminal peti kemas dengan kumulasi kapasitas sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU.
Dilaporkan Menhub, pada tanggal 3 Desember 2020 lalu telah dilaksanakan uji coba operasional Pelabuhan Patimban dengan menggunakan Kapal Ostina.
“Ke depan Pelabuhan Patimban akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok, sesuai dengan arahan Presiden, sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya logistik nasional,” katanya.
Di area Pelabuhan, Pertamina akan melakukan pembangunan dukungan energi bagi Pelabuhan Patimban dan sekitarnya. Pelabuhan ini juga akan terkoneksi dengan jalan tol dan jalur kereta api.
“Diharapkan akan meningkatkan potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa sehingga perekonomian meningkat dan memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat,” jelas Budi Karya.
Baca Juga: Hingga Akhir Desember 11 Tol Baru Beroperasi, Total 2.724 KM Jalan Tol Baru di 2024
Bersamaan dengan itu, juga dilakukan sejumlah kegiatan sehingga masyarakat di sekitar merasakan manfaat dari keberadaan Pelabuhan Patimban.
“Kegiatan itu terdiri dari pelatihan kewirausahaan, pelatihan pemberdayaan masyarakat, pemberian program keahlian bagi nelayan, diikuti dengan pemberian kapal nelayan melalui koperasi,” pungkas Menhub.