Aplikasikan Teknologi RISHA, Kementerian PUPR Siap Bangun Rumah Warga Terdampak Banjir Bandang di Lembata
PropertiTerkini.com, (LEMBATA) — Instruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan relokasi pemukiman masyarakat terdampak banjir Bandang di Lembata, NTT, segera akan ditindaklanjuti oleh Kementerian PUPR. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memerintahkan jajarannya untuk mengaplikasikan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), saat pembangunan tersebut.
Sebelumnya, Jumat (9/4/2021), dari Desa Amakaka, Ile Ape, Lembata, Jokowi menyampaikan tiga hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat, yakni mempercepat proses evakuasi, ketersediaan logistik bagi masyarakat dan pengungsi serta rencana relokasi permukiman warga terdampak banjir bandang.
Baca Juga: Progres 70 Persen, Huntap di Sulteng Aplikasikan Teknologi Risha
“Saya sudah bicara dengan Gubernur NTT dan Bupati Lembata dan nanti persetujuan masyarakat, lokasi ini akan dipindahkan, akan direlokasi dan secepatnya akan dibangun dalam waktu yang secepat-cepatnya,” kata Presiden Jokowi disambut tepukan tangan masyarakat yang hadir di lokasi.
Hadir dalam peninjauan itu, antara lain Menteri Basuki, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Doni Munardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR Widiarto, dan Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR Widiarto mengatakan, Kementerian PUPR akan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Pemerintah Daerah, termasuk Kementerian ATR/BPN untuk mematangkan data permukiman warga terdampak.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Minta Percepat Perbaikan Infrastruktur Dampak Bencana Banjir NTT dan NTB
“Tadi Bapak Menteri sudah perintahkan untuk mendata rumah-rumah karena lokasi di sini kelihatan harus direlokasi semua. Rumah-rumah nanti kita bantu dengan RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), karena kita sudah ada knock down RISHA,” ujar Widiarto.
Untuk diketahui, teknologi RISHA dikembangkan oleh Balitbang Kementerian PUPR. RISHA merupakan salah satu metode yang sudah teruji tahan gempa. Selain ini, dalam proses pembangunannya pun tidak membutuhkan waktu yang lama.
RISHA juga sudah banyak diaplikasikan oleh pengembang perumahan di berbagai daerah. Termasuk pada saat rekonstruksi rumah-rumah yang hancur pasca bencana, seperti di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Yogyakarta, Lombok, di Sulawesi Tengah dan berbagai wilayah lainnya.
Selain itu, Widiarto menambahkan Kementerian PUPR juga terus melakukan penanganan tanggap darurat di Kabupaten Lembata dengan mengerahkan alat berat untuk membantu proses evakuasi, pembersihan puing-puing, dan membuka jalur terdampak longsor.
Baca Juga: 3 Rusun di NTT Siap Dibangun Dekat Fasilitas Pendidikan
Secara umum penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata, dan dukungan sarana prasarana dasar.
Tercatat alat berat yang sudah beroperasi di lokasi banjir bandang sebanyak 15 unit Excavator, 15 unit Dump Truck, 1 unit grader, 1 unit loader. Kemudian juga disalurkan Mobil Tangki Air 4 unit dan Hidran Umum 6 unit untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, juga tambahan sebanyak 5 unit Mobil Tangki Air dan 10 unit Hidran Umum saat ini dalam perjalanan dari Kupang.
Kepala Desa Amakaka Thomas Tiro mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang bergerak cepat mengerahkan alat berat untuk pembersihan material batu dan kayu.
Baca Juga: Kementerian PUPR Siap Bangun 100 Rumah Khusus di NTT
“Saya atas nama Pemerintah Desa Amakaka mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penanganan bencana alam mulai dari hari pertama, khususnya alat berat setiap hari siang malam bekerja membersihkan timbunan batu dan mencari warga kami yang belum ditemukan,” tutur Thomas.